ORGANISASI PEMBELAJAR

Dan para shahabat radhiallahu ‘anhum ajma’in berpindah dari satu keadaan menuju ke keadaan yang lain (yang lebih baik)” Demikian ungkapan Al Ustadz Al Fadhil Abdul Hakim bin Amir Abdat hafidzhullah, saat beliau membahas sebuah bagian dari kitab _Fathul Bari_ karya Al Imam Ibnu Hajar AlAsqolani, yang sebelum masa pandemi dilangsungkan setiap hari Sabtu pagi hingga menjelang dhuhur. Dan kajian beliau itu sendiri telah berumur lebih dari 23 tahun. 

Setelah itu beliau menjelaskan sebagian contoh upaya para shahabat seperti Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dalam menuntut ilmu dengan hafalan haditsnya, Umar bin Khottob radhiallahu ‘anhu yang harus bergantian dengan salah seorang tetangganya untuk menuntut ilmu kepada Rasulullah, dan demikian pula para shahabat lainnya, walaupun dalam kondisi sulit. Kisah tersebut menyadarkan, betapa jauhnya kita dengan semangat dan upaya para shahabat dalam menuntut ilmu. Bagi para shahabat, menuntut ilmu adalah hal yang tidak akan berpisah dari kehidupan mereka hingga akhir hayat. Untuk selanjutnya dilanjutkan menjadi amal yang akan merubah kondisi mereka menjadi lebih dekat kepada Rabbnya.

Bagaimana dengan Al Ustadz Abdul Hakin bin Amir Abdat sendiri? Beliau insyaaAllah ma’ruf di kalangan mahasiswa LIPIA, utamanya yang ingin belajar sunnah, karena (setahu saya) perpustakaan LIPIA adalah ‘kantor’ beliau. Sebagain hidup beliau dilalui dengan menelaah lembaran-lembaran kitab para ulama di perpustakaan LIPIA.  Suatu komitmen belajar yang sangat luar biasa, yang akan sulit kita dapati di masa saat ini.

Bagaimana dengan kita, sebagai sebagian dari umat Nabi Muhammad yang Allah hadirkan dengan kondisi yang jauh dari pola kehidupan para shahabat. Menjadi seperti shahabat sangat sulit, namun komitmen untuk melangkah pada jalan yang telah di tempuh oleh para shahabat itu yang disyariatkan oleh Allah Ta’Ala. 

Nasehat demi nasehat yang kami dapatkan (secara tidak langsung) dari kajian Al Ustadz Abdul Hakim hafidzhullah, hingga kini masih membekas dan seolah menjadi percikan api yang semakin membesar sehingga menjadi bahan bakar yang meng-‘insiparasi untuk selalu belajar’. Belajar yang dimaksud adalah dari hal-hal yang wajib kita ketahui, yaitu tentang tauhid dan sunnah, hingga semua ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan aktivitas kita, dalam hal ini yaitu sebagai pendidik, guru. Demikian ringkasan penjelasan yang dapat kita pahami dari buku Al Masaa’il (terlupa untuk no jilidnya) tentang kewajiban menuntut ilmu, karya Al Ustadz Abdul Hakim hafidzhullah. Wallahu ‘alam.

Inspirasi untuk selalu belajar itulah yang telah disepakati oleh Yayasan Daarul Atsar Islamiyah untuk dijadikan salah satu _value_ penting dalam beraktivitas dalam keluarga besar Sekolah Daarul Atsar, karena ia adalah salah satu sebab timbulnya perubahan pada diri seorang individu atau kelompok individu, yang secara syar’i dituntunkan oleh agama kita, Islam.